Dewasa ini teknologi komunikasi dan informasi menempati peran yang sangat penting, karena hampir seluruh aspek kehidupan manusia mulai memanfaatkan teknologi. TI bisa membantu manusia untuk menyelesaikan suatu aktifitas ataupun pekerjaan sehari-hari. Bahkan untuk menulis opini inipun memanfaatkan bantuan TI, mulai dari mengetik diatas keyboard, menulis diprogram aplikasi office, sampai memanfaatkan e-mail untuk media mengirimkan tugas bu ratna. Semua memanfaatkan kemajuan TI.
Lalu mengapa kita harus mempelajari TI?
Jawaban dari pertanyaan diatas ibarat kita diberikan pilihan antara memilih hidup serba susah atau mau hidup lebih mudah,,sebagai sifat dasar manusia tentulah akan memilih opsi yang kedua. Karena tujuan utama dari penemuan TI itu sendiri berawal dari keinginan untuk membantu dan mempermudah semua aktifitas kehidupan. Seiring penggunaannya, pemanfaatannya memiliki dampak positif yang sangat banyak ataupun dampak negative yang tidak sedikit. seperti dua sisi mata uang yang secara bersamaan tidak bisa dipisahkan. Namun ini tergantung kepada pemakai mau dipakai untuk apa dan bagaimana TI itu sendiri.
Penerapan TI dalam dunia pendidikan dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan jarak jauh atau sering disebut e-learning. Melalui e-learning ini pembelajaran jarak jauh tanpa melihat ruang dan waktu dapat dimungkinkan sehingga bisa mengurangi kesenjangan pendidikan antara Negara maju dan berkembang. Internet memudahkan dalam berkomunikasi dan memperoleh informasi. Internet bisa menghubungkan jutaan manusia diseluruh dunia, tanpa mereka mengetahui keberadaan lawan komunikasinya. Informasi dapat dikirim dalam berbagai bentuk seperti suara, gambar, teks, data maupun kombinasinya. Melalui internet juga dapat terbentuk komunitas maya yang berkumpul sesuai minatnya. Kontak dan komunikasi jarak jauh memang sangat efektif dan efisien dilakukan dengan jalur internet. Gagasan ini yang membuat orang untuk melakukan seminar, wawancara, konferensi jarak jauh melalui internet.
Dalam berbagai hal, internet mempeemudah pekerjaan manusia. Karena kemampuannya dalam mempermudah pekerjaan manusia tersebut dan dampaknya bagi perbaikan tatanan social kemasyarakatan maupun perekonomian, serta digunakannya TI sebagai indicator kemajuan suatu bangsa. Tak pelak penetrasi internet menjadi salah satu tujuan pembangunan berbagai Negara. Dengan demikian internet tidak hanya sebagai alat namun juga menjadi dambaan dari banyak manusia dibumi. Sebagaimana lazimnya suatu alat yang bersifat netral, jika digunakan dengan baik internet dapat membawa manfaat bagi masyarakat yang luas. Namun sebaliknya, jika digunakan oleh orang jahat bisa merugikan dampak yang fatal, maka jadilah internet alat kejahatan yang tak kalah hebatnya dari senjata api atau bahkan bom yang mampu menewaskan ribuan orang. Jadi internet, bagaikan pisau, digunakan oleh ibu-ibu rumah tangga secara baik akan bermanfaat untuk keluarga, digunakan oleh orang yang jahat akan terjadi sebaliknya.
Peran TI dalam proses demokrasi tidak terbatas pada wahana penyamaan persepsi saja, melainkan lebih dari itu. Dalam proses kritis yang menjadi acuan adanya demokrasi, TI membuktikan dirinya memberikan kontribusi besar dalam proses pemilihan umum, kampanye, pengelolaan organisasi, pendaftaran dan proses administrai caleg hingga penentuan pemenagn pilpres, semua aktifitas ini bias terbayangkan jika tidak memanfaatkan TI. Setelah pemerintahan baru terbentuk, masyarakat menggunakan TI untuk mengetahui kinerja pemerintah, berinteraksi dengan pejabat pemerintah maupun memberikan penilaian atas kinerja pemerintah. Ciri2 negara demokratis menjadi semakin nyata dengan kemajuan TI. Tak ayal lagi sebuah Negara yang maju pasti sudah memanfaatkan seoptimal mungkin kegunaan TI, bahkan bisa dibilang indikator kemajuan sebuah Negara bisa dilihat dari infrastruktur TI Negara tersebut.
Mari memanfaatkan TI untuk kehidupan yang lebih baik.
Menurut saya, Ada 3 tantangan utama dalam perkembangan dunia IT kedepan.
Tantangan pertama, bagaimana menghasilkan berbagai produk-produk teknologi informasi, terutama perangkat lunak, sebagai produk industri dalam negeri Indonesia. Jika dilihat dari sisi kompetensi, maka sebetulnya Indonesia tidak kekurangan tenaga ahli di bidang ini. Tetapi mengapa kita tidak mampu membangun industri perangkat lunak yang handal? Tantangan ini harus dijawab tidak hanya dengan mengandalkan kompetensi teknis di bidang TI, melainkan juga kompetensi untuk mengelola industri atau bisnis TI itu sendiri.
Tantangan kedua, bagaimana memanfaatkan TI untuk dapat memecahkan berbagai persoalan strategis negara Indonesia ini. Sudah saatnya manajemen negara ini menggunakan teknologi modern untuk membangun good governance dan clean government. TI memiliki potensi untuk ikut serta memecahkan persoalan-persoalan seperti korupsi, penegakan demokrasi, dan sebagainya.
Tantangan ketiga, bagaimana menghasilkan para profesional TI yang tidak hanya mahir “berkomunikasi dengan teknologi”, melainkan juga mahir “berbicara dengan manusia”. Intinya adalah, bagaimana menghasilkan profesional TI dengan hard skills dan soft skills yang seimbang untuk mampu berkiprah di dunia industri TI saat ini dan ke depan. Nah, buat saya, tantangan ketiga ini sangat menarik, karena jelas sekali sebenarnya tantangan ini ditujukan ke institusi pendidikan seperti Pendidikan Teknik Informatika FT UNY. Pertanyannya, di manakah proses mengasah soft skills ini dilakukan dalam kerangka kurikulum pendidikan di kampus? Setahu saya, ini selalu menjadi perdebatan, apakah ini merupakan suatu atau beberapa mata kuliah sendiri, atau suatu proses yang harus embedded di dalam setiap mata kuliah. Pertanyaan lebih lanjut adalah, bagaimana membangun soft skills mahasiswa kalau seandainya ternyata dosennya sendiri yang juga bermasalah soft skills-nya? … hehehehe … (^_^)